Pengertian Reportase dan Teknik Reportase bagi Pemula
Secara etimologis reportase berarti pemberitaan atau pelaporan. Dari kata “report” yang artinya “melaporkan” atau
“memberitakan”. Mirriam Webster
Dictionary mengartikan reportase (reportage)
sebagai “the act or process of reporting news” (aksi atau proses pemberitaan)
dan “something (as news) that is reported” (sesuatu yang dilaporkan”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikan reportase sebagai “pemberitaan”, “pelaporan, dan “laporan kejadian
(berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan).
Reportase berita adalah salah satu aspek
terpenting dalam dunia jurnalisme. Seorang reporter harus memiliki keterampilan
untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan tepat,
objektif, dan profesional. Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan
langkah demi langkah tentang cara melakukan reportase berita yang profesional.
Langkah 1: Pemilihan Topik Berita yang Relevan
Sebelum memulai reportase berita, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah memilih topik berita yang relevan. Pastikan
topik tersebut penting bagi pembaca dan memiliki nilai berita. Ide dapat
ditemukan melalui sumber berita, peristiwa terkini, atau isu-isu yang sedang
trending.
Langkah 2: Rencanakan dan Riset
Setelah memilih topik, rencanakan dan
lakukan riset terlebih dahulu. Cari informasi dasar tentang topik tersebut,
identifikasi sumber-sumber potensial, dan tentukan pertanyaan kunci yang ingin
Anda jawab dalam reportase Anda.
Langkah 3: Identifikasi dan Wawancarai Narasumber
Jika topik berita memerlukan wawancara
dengan narasumber, identifikasi dan hubungi mereka terlebih dahulu. Pastikan
untuk menjadwalkan wawancara dengan waktu yang sesuai dan siapkan pertanyaan
yang relevan dan tajam. Selama wawancara, dengarkan dengan seksama dan catat
semua informasi penting.
Langkah 4: Kunjungi Lokasi Kejadian (Jika Diperlukan)
Jika berita berkaitan dengan suatu
kejadian di lokasi tertentu, kunjungi lokasi tersebut untuk mendapatkan
informasi yang lebih akurat. Catat detail visual, wawancara saksi mata, dan
dokumentasikan kejadian dengan foto atau video jika memungkinkan.
Langkah 5: Kumpulkan Data dan Informasi
Kumpulkan data dan informasi tambahan yang
relevan dengan topik berita Anda. Ini bisa termasuk data statistik, laporan
resmi, atau pernyataan dari pihak terkait. Pastikan semua informasi yang Anda
kumpulkan memiliki sumber yang jelas.
Langkah 6: Strukturkan dan Tulis Berita
Setelah memiliki semua informasi yang
diperlukan, strukturkan berita Anda dengan format yang standar: lead
(pengantar), badan berita, kutipan narasumber, dan kesimpulan. Pastikan untuk
menggunakan bahasa yang jelas, objektif, dan menghindari penilaian pribadi.
Langkah 7: Edit dan Koreksi
Sesudah menulis berita, lakukan proses
editing dan koreksi. Periksa tata bahasa, ejaan, serta kelengkapan informasi.
Pastikan berita Anda mudah dipahami dan bebas dari kesalahan.
Langkah 8: Publikasikan Berita
Setelah berita selesai diedit dan
dikoreksi, publikasikan pada media yang sesuai. Pastikan untuk mencantumkan
tanggal publikasi dan sumber informasi. Berikan judul yang menarik dan ringkas
untuk menarik perhatian pembaca.
Langkah 9: Pantau Respons dan Tanggapan
Setelah berita dipublikasikan, pantau
respons dan tanggapan dari pembaca dan masyarakat. Jika ada koreksi atau
klarifikasi yang diperlukan, segera lakukan.
Langkah 10: Evaluasi dan Pembelajaran
Setelah selesai, lakukan evaluasi terhadap
proses reportase berita Anda. Pertimbangkan apa yang berjalan dengan baik dan
apa yang perlu ditingkatkan. Pembelajaran dari setiap reportase akan membantu
Anda menjadi seorang reporter yang lebih baik di masa depan.
Melakukan reportase berita yang
profesional membutuhkan keterampilan, kerja keras, dan integritas. Dengan
mengikuti panduan ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan reportase Anda dan
memberikan informasi yang akurat dan berharga kepada pembaca Anda. Jurnalisme
yang baik adalah tulang punggung masyarakat yang berfungsi dengan baik, jadi
jadilah reporter yang berdedikasi!
Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah
proses pengumpulan data untuk menyusun berita. Reportase bisa dikatakan
merupakan proses jurnalistik terpenting karena dari proses inilah terkumpul
bahan-bahan atau informasi untuk diberitakan.
Seringkali para penulis pemula dibenturkan dengan
cara melaporkan yang kurang tepat bahkan salah dan tidak to the
point. Ulasan ini akan merangkum sedikit pengetahuan tentang
pengertian reportase dan teknik dalam reportase.
Bagaimana cara membuat
reportase? Pekerjaan ini bisa dikatakan gampang, namun bisa juga tidak mudah
dikerjakan. Semuanya berangkat dari basis dasar penulisnya, terutama ditinjau
dari sisi pengetahuan dan oemahaman konsep dasar4 jurnalistik serta pengalamannya
dalam menulis laporan.
Ada tiga hal apa saja itu teknik reportase:
- Observasi,
yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan
mengumpulkan data/fata kejadian tersebut.
- Wawancara, yaitu wartawan bertanya untuk menggali
informasi atau keterangan kepada narasumber –pengamat, pelaku, saksi,
korban, dan siapa pun yang memiliki informasi.
- Riset
data/studi literatur/riset dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka arsip, buku, atau
referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya.
Mempelajari Konteks
Reportase
Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia
mengamati jalannya acara, jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah
(jika ada), mengambil foto/memotret (jika tidak ada fotografer), lalu wawancara
panitia, narasumber, dan peserta.
Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi
5W+1H –What (kejadian/acara apa), Who (siapa yang mengadakan, menghadiri,
dan mengisi), When (kapan/waktu), Where (tempat atau lokasi kejadian), Why (tujuan acara, latar belakang), dan How (bagaimana jalannya acara).
Liputan Maupun
Reportase
Pewarta sering kecewa karena hasil liputan dan
reportasenya atau naskah beritanya tidak bisa dipublikasikan di media tempatnya
bekerja, namun hal ini sudah kuno dan selalu ada cara menuju Roma. Sekarang di
era internet atau media online, semua
tulisan wartawan sejelek apa pun, dapat dimuat, selama tidak bertentangan dengan
kebijakan redaksi (editorial policy).
Media online (baca: situs
berita, portal berita) sekarang tampak berlomba-lomba mengejar “kuantitas”
berita di medianya karena mesin pencari, seperti Google, sangat suka konten
segar (fresh content). Namun, bisa saja
hasil liputan atau naskah berita wartawan media online tidak bisa dipublikasikan karena substansi beritanya
bertentangan dengan kebijakan redaksi, terlalu “kritis”, atau bertentangan
dengan “pesan sponsor”.
Jika itu terjadi, wartawan masih bisa mempublikasikan
beritanya lewat blog atau situs pribadinya. Dalam Kamus Jurnalistik kini
dikenal Stand-Alone Journalism.
Istilah ini dikemukakan guru besar jurnalistik Jay Rosen dan Chris Nolan. Stand-Alone Journalism atau “Jurnalis
Mandiri” merujuk pada wartawan profesional yang membuat situs web atau media
online sendiri.
“A
journalist — or a small group of reporters — can work on the web to produce
what they want as they find it appropriate. And readers are equally free to
read the work of individual journalist as they see fit, on their time, not on
schedules set by TV networks or the newspapers.” Not bad. Not bad at all,”
tulis Nolan dikutip Poynter.
Seorang jurnalis — atau sekelompok kecil reporter
— dapat bekerja di web untuk menghasilkan apa yang mereka inginkan sesuai
dengan yang mereka anggap pantas. Dan para pembaca juga bebas untuk membaca
karya jurnalis perorangan sesuai dengan yang mereka inginkan, sesuai dengan
waktu mereka, bukan berdasarkan jadwal yang ditetapkan oleh jaringan TV atau
surat kabar.” Lumayan juga.
Jadi, intinya, Stand-Alone Journalism itu adalah wartawan membuat blog atau website pribadi untuk publikasi hasil
liputannya yang tidak bisa dimuat di media tempatnya bekerja atau berita yang
sama tapi menggunakan angle lain. Jurnalism
Online di Indonesia tampaknya tidak punya waktu luang untuk membuat blog
dan menjadikannya sebagai media Stand-Alone
Journalism. Padahal, menjadi stand-alone
journalism atau “wartawan mandiri”
juga bisa menghasilkan uang atau “penghasilan sampingan” dari Google AdSense atau sponsor.

