Tuesday, October 29, 2024

Pengertian Reportase dan Teknik Reportase bagi Pemula


Secara etimologis reportase berarti pemberitaan atau pelaporan. Dari kata “report” yang artinya “melaporkan” atau “memberitakan”. Mirriam Webster Dictionary mengartikan reportase (reportage) sebagai “the act or process of reporting news” (aksi atau proses pemberitaan) dan “something (as news) that is reported” (sesuatu yang dilaporkan”. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan reportase sebagai “pemberitaan”, “pelaporan, dan “laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan).

Reportase berita adalah salah satu aspek terpenting dalam dunia jurnalisme. Seorang reporter harus memiliki keterampilan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan tepat, objektif, dan profesional. Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara melakukan reportase berita yang profesional.

Langkah 1: Pemilihan Topik Berita yang Relevan

Sebelum memulai reportase berita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih topik berita yang relevan. Pastikan topik tersebut penting bagi pembaca dan memiliki nilai berita. Ide dapat ditemukan melalui sumber berita, peristiwa terkini, atau isu-isu yang sedang trending.

Langkah 2: Rencanakan dan Riset

Setelah memilih topik, rencanakan dan lakukan riset terlebih dahulu. Cari informasi dasar tentang topik tersebut, identifikasi sumber-sumber potensial, dan tentukan pertanyaan kunci yang ingin Anda jawab dalam reportase Anda.

Langkah 3: Identifikasi dan Wawancarai Narasumber

Jika topik berita memerlukan wawancara dengan narasumber, identifikasi dan hubungi mereka terlebih dahulu. Pastikan untuk menjadwalkan wawancara dengan waktu yang sesuai dan siapkan pertanyaan yang relevan dan tajam. Selama wawancara, dengarkan dengan seksama dan catat semua informasi penting.

Langkah 4: Kunjungi Lokasi Kejadian (Jika Diperlukan)

Jika berita berkaitan dengan suatu kejadian di lokasi tertentu, kunjungi lokasi tersebut untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Catat detail visual, wawancara saksi mata, dan dokumentasikan kejadian dengan foto atau video jika memungkinkan.

Langkah 5: Kumpulkan Data dan Informasi

Kumpulkan data dan informasi tambahan yang relevan dengan topik berita Anda. Ini bisa termasuk data statistik, laporan resmi, atau pernyataan dari pihak terkait. Pastikan semua informasi yang Anda kumpulkan memiliki sumber yang jelas.

Langkah 6: Strukturkan dan Tulis Berita

Setelah memiliki semua informasi yang diperlukan, strukturkan berita Anda dengan format yang standar: lead (pengantar), badan berita, kutipan narasumber, dan kesimpulan. Pastikan untuk menggunakan bahasa yang jelas, objektif, dan menghindari penilaian pribadi.

Langkah 7: Edit dan Koreksi

Sesudah menulis berita, lakukan proses editing dan koreksi. Periksa tata bahasa, ejaan, serta kelengkapan informasi. Pastikan berita Anda mudah dipahami dan bebas dari kesalahan.

Langkah 8: Publikasikan Berita

Setelah berita selesai diedit dan dikoreksi, publikasikan pada media yang sesuai. Pastikan untuk mencantumkan tanggal publikasi dan sumber informasi. Berikan judul yang menarik dan ringkas untuk menarik perhatian pembaca.

Langkah 9: Pantau Respons dan Tanggapan

Setelah berita dipublikasikan, pantau respons dan tanggapan dari pembaca dan masyarakat. Jika ada koreksi atau klarifikasi yang diperlukan, segera lakukan.

Langkah 10: Evaluasi dan Pembelajaran

Setelah selesai, lakukan evaluasi terhadap proses reportase berita Anda. Pertimbangkan apa yang berjalan dengan baik dan apa yang perlu ditingkatkan. Pembelajaran dari setiap reportase akan membantu Anda menjadi seorang reporter yang lebih baik di masa depan.

Melakukan reportase berita yang profesional membutuhkan keterampilan, kerja keras, dan integritas. Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan reportase Anda dan memberikan informasi yang akurat dan berharga kepada pembaca Anda. Jurnalisme yang baik adalah tulang punggung masyarakat yang berfungsi dengan baik, jadi jadilah reporter yang berdedikasi!

Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah proses pengumpulan data untuk menyusun berita. Reportase bisa dikatakan merupakan proses jurnalistik terpenting karena dari proses inilah terkumpul bahan-bahan atau informasi untuk diberitakan.

Seringkali para penulis pemula dibenturkan dengan cara melaporkan yang kurang tepat bahkan salah dan tidak to the point. Ulasan ini akan merangkum sedikit pengetahuan tentang pengertian reportase dan teknik dalam reportase.

           

            Bagaimana cara membuat reportase? Pekerjaan ini bisa dikatakan gampang, namun bisa juga tidak mudah dikerjakan. Semuanya berangkat dari basis dasar penulisnya, terutama ditinjau dari sisi pengetahuan dan oemahaman konsep dasar4 jurnalistik serta pengalamannya dalam menulis laporan.

 

Ada tiga hal apa saja itu teknik reportase:

  1. Observasi, yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data/fata kejadian tersebut.
  2. Wawancara, yaitu wartawan bertanya untuk menggali informasi atau keterangan kepada narasumber –pengamat, pelaku, saksi, korban, dan siapa pun yang memiliki informasi.
  3. Riset data/studi literatur/riset dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka arsip, buku, atau referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya.

 

Mempelajari Konteks Reportase

 

Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara, jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah (jika ada), mengambil foto/memotret (jika tidak ada fotografer), lalu wawancara panitia, narasumber, dan peserta.

Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H –What (kejadian/acara apa), Who (siapa yang mengadakan, menghadiri, dan mengisi), When (kapan/waktu), Where (tempat atau lokasi kejadian), Why (tujuan acara, latar belakang), dan How (bagaimana jalannya acara).

 

Liputan Maupun Reportase

Pewarta sering kecewa karena hasil liputan dan reportasenya atau naskah beritanya tidak bisa dipublikasikan di media tempatnya bekerja, namun hal ini sudah kuno dan selalu ada cara menuju Roma. Sekarang di era internet atau media online, semua tulisan wartawan sejelek apa pun, dapat dimuat, selama tidak bertentangan dengan kebijakan redaksi (editorial policy).

Media online (baca: situs berita, portal berita) sekarang tampak berlomba-lomba mengejar “kuantitas” berita di medianya karena mesin pencari, seperti Google, sangat suka konten segar (fresh content). Namun, bisa saja hasil liputan atau naskah berita wartawan media online tidak bisa dipublikasikan karena substansi beritanya bertentangan dengan kebijakan redaksi, terlalu “kritis”, atau bertentangan dengan “pesan sponsor”.

Jika itu terjadi, wartawan masih bisa mempublikasikan beritanya lewat blog atau situs pribadinya. Dalam Kamus Jurnalistik kini dikenal Stand-Alone Journalism. Istilah ini dikemukakan guru besar jurnalistik Jay Rosen dan Chris Nolan. Stand-Alone Journalism atau “Jurnalis Mandiri” merujuk pada wartawan profesional yang membuat situs web atau media online sendiri.

A journalist — or a small group of reporters — can work on the web to produce what they want as they find it appropriate. And readers are equally free to read the work of individual journalist as they see fit, on their time, not on schedules set by TV networks or the newspapers.” Not bad. Not bad at all,” tulis Nolan dikutip Poynter.

 

Seorang jurnalis — atau sekelompok kecil reporter — dapat bekerja di web untuk menghasilkan apa yang mereka inginkan sesuai dengan yang mereka anggap pantas. Dan para pembaca juga bebas untuk membaca karya jurnalis perorangan sesuai dengan yang mereka inginkan, sesuai dengan waktu mereka, bukan berdasarkan jadwal yang ditetapkan oleh jaringan TV atau surat kabar.” Lumayan juga.

Jadi, intinya, Stand-Alone Journalism itu adalah wartawan membuat blog atau website pribadi untuk publikasi hasil liputannya yang tidak bisa dimuat di media tempatnya bekerja atau berita yang sama tapi menggunakan angle lain. Jurnalism Online di Indonesia tampaknya tidak punya waktu luang untuk membuat blog dan menjadikannya sebagai media Stand-Alone Journalism. Padahal, menjadi stand-alone journalism  atau “wartawan mandiri” juga bisa menghasilkan uang atau “penghasilan sampingan” dari Google AdSense atau sponsor.


1 Comments:

At 8:18 PM, Blogger deliansyah X,1 said...

This comment has been removed by the author.

 

Post a Comment

<< Home