PEMAHAMAN DASAR PENYAMPAIAN KOMENTAR, PERSETUJUAN, DAN PENOLAKAN
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa dasar penyampaian komentar, persetujuan, dan penolakan pendapat adalah asas berpikir. Sudah tentu, pemahaman asas berpikir yang cermat dan tepat serta benar dalam pengaplikasiannya sangat menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan bernalar. Untuk menjaga hal tersebut, perlu kita perhatikan hal-hal berikut!
1. Suatu penyataan yang sesuai dengan pengetahuan terdahulu atau yang sudah kita ketahui tentu menghadirkan komentar, persetujuan atau penolakan yang logis, sahih, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perhatikan contoh berikut!
· Semua siswa yang tekun dan teratur belajar tentu berhasil dalam studinya. Wong Kwi adalah siswa yang selalu tekun dan teratur belajar. Jadi, Wong Kwi pasti berhasil dalam studinya.
Semua orang Indonesia pasti berketuhanan. Wong Kwi bin Wong Kae adalah warga negara Indonesia. Jadi, Wong Kwi bin Wong Kae pasti berketuhanan.
2. Suatu pendapat yang tidak sesuai dengan pengetahuan yang mendahului atau yang sudah kita miliki tentu membentuk komentar, persetujuan, keputusan, kesimpulan, atau penolakan yang tidak objektif.
Perhatikan contoh berikut!
· Semua profesor pandai dan menemukan sesuatu. Wong Kwi adalah orang yang pandai dan menemukan sesuatu di kampungku. Jadi, Wong Kwi itu profesor.
· Semua wakil rakyat di parlemen pasti memperjuangkan “wong cilik” Wong Kwi pekereja sosial itu selalu memperjuangkan nasib “wong cilik” Jadi, Wong Kwi adalah wakil rakyat di parlemen.
3. Dari ADA dapat disimpulkan MUNGKIN. Kita cermati contoh berikut!
Wong Kwi ada di perpustakaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut kita menurunkan kemungkinan-kemungkinan logis antara lain sebagai berikut!
1. Mungkin Wong Kwi sedang meminjam buku.
2. Mungkin Wong Kwi sedang mengembalikan buku.
3. Mungkin Wong Kwi sedang membaca majalah.
4. Mungkin Wong Kwi sedang membaca surat kabar.
5. Mungkin Wong Kwi sedang meminjam majalah.
Wong Kwi ada di kamarnya.
Pernyataan tersebut menghadirkan kemungkinan-kemungkinan logis sebagai berikut.
- Mungkin Wong Kwi sedang belajar.
- Mungkin Wong Kwi sedang tidur.
- Mungkin Wong Kwi sedang melamun.
- Mungkin Wong Kwi sedang menulis surat.
- Mungkin Wong Kwi sedang mendengarkan musik.
- Mungkin Wong Kwi sedang melihat acara televisi.
4. Dari MUNGKIN tidak dapat disimpulkan AD. Artinya, setiap pernyataan yang mengungkapkan kemungkinan belum dapat diogunakan sebagai dasar membentuk kepastian, kebenaran, atau kebertadaannya. Perhatikan contoh berikut!
1. Mungkin Wong Kwi ada di perpustakaan.
2. Mungkin Wong Kwi ada di loaboratorium.
3. Mungkin Wong Kwi ada di Jakareta.
4. Mungkin Wong Kwi ada di kamar mandi.
5. Mungkin Wong Kwi ada di pasar.
5. Dari TIDAK MUNGKIN kita dapat menyimpulkan TIDAK ADA. Kita cermati contoh berikut!
· Tidak mungkin seorang reformis melakukan korupsi. Jadi, tidak ada reformis yang korupsi.
· Tidak mungkin pemeluk agama yang taat melakukan tindak kekerasan.
Jadi, tidak mungkin pemeluk agama yang taat melakukan kekerasan.
6. Dari TIDAK ADA kita dapat menyimpulkan TIDAK MUNGKIN. Kita cermati contoh berikut!
- Tidak ada kaum reformis melakukan korupsi. Jadi, tidak mungkin kaum reformis uyang korupsi.
- Tidak ada pemeluk agama yang taat melakukan tindak kekerasan.
Jadi, tidak mungkin pemeluk agama yang taat melakukan tindak kekerasan.
MENYAMPAIKAN RINCIAN SEBAGAI EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan kebenaran suatu gagasan, konsep, dan realitas. Evidensi harus konkret, terinci, dan teruji. Untuk hal tersebut dapat digunakan cara-cara berikut.
1. Rincian umum-khusus
Cara ini dimulai dengan mengungkapkan hal yang umum di awal pembicaraannya, sedangkan pada bagian akhir dikemukakan hal-hal yang paling khusus. Sebaliknya, dapat juga dimulai dari hal yang khusus menuju hal yang umum.
2. Rincian keseluruhan – bagian
Pada awal pembicaraan dikemukakan hal yang keseluruhan sifatnya, kemudian diikuti bagian per bagian sebagai unsur pendudungnya. Sebaliknya, dapat pula dimulai dari hal yang umum menuju ke hal yang khusus di akhir pembicaraan.
3. Rincian ruang lingkup luas- sempit
Rincian dengan lingkup luas –sempit dimulai dengan mengemukakan cakupan pembicaraan yang luas hingga ke hal-hal yang sempit sifatnya.

0 Comments:
Post a Comment
<< Home